Suku Bunga The Fed Diprediksi Cuma Turun 50 Bps Tahun Ini, Rupiah Melemah Tajam
Tuesday, April 16, 2024       16:01 WIB

Ipotnews - Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), diprediksi hanya dua kali menurunkan suku bunga acuan tahun ini atau 50 basis poin, membuat kurs rupiah melemah tajam terhadap dolar pasca libur Lebaran 2024.
Data Bloomberg pada Selasa (16/4) pukul 15.00 WIB menunjukkankurs rupiah ditutup di level Rp16.175 per dolar AS, melemah 327 poin atau 2,07% dibandingkan posisi menjelangf libur panjang Lebaran, Jumat (5/4), di level Rp15.848 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan greenback menguat karena inflasi AS ternyata masih kuat. "Kondisi ini menyebabkan investor menunda ekspektasi mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Bank sentral AS kini juga memperkirakan akan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. "Para pelaku pasar sekarang memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, setelah sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan," ujar Ibrahim.
Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan Fed berada dalam kondisi yang baik dan masih bersifat restriktif, dan menambahkan bahwa pandangannya sendiri adalah bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai tahun ini.
Investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan terhadap safe haven dolar AS. "Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya pada hari Senin untuk menunjukkan pengendalian diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah ketika Israel mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada akhir pekan," jelas Ibrahim.
Penjualan ritel naik 0,7% bulan lalu dan data bulan Februari direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan penjualan meningkat 0,9%, bukan 0,6% seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel, yang sebagian besar berupa barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, naik 0,3% di bulan Maret.(Adhitya)

Sumber : admin